BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hari kelahiran merupakan yang hari yang paling istimewa , dimana pada
hari itu adalah hari pertama kali manusia menghirup udara,melihat dunia yang luas ini dan merupakan hari yang penuh dengan sejarah.
Bukan rahasia lagi jika setiap manusia di dunia ini ingin merayakan atau pun memperingati hari lahirnya,namun tiap orang memiliki cara yang berbeda dan bermacam-macam Pula untuk memperingatinya
Sebagian orang yang memperingatinya dengan cara pesta, mengundang kerabat-kerabatnya, dengan sepotong kue tart, lilin, dan dengan dekorasi ruangan yang indah, di iringi musik-musik, makan-makan dll.
Ada juga yang merayakannya dengan syukuran, pengajian.
Dan ada pula yang merayakan hari lahirnya dengan cara berdiam diri, tanpa pesta, makan-makan atau pun mengadakan pengajian. Mereka hanya berdoa, memanfaatkan hari itu untuk evaluasi serta untuk mawas diri.
Perayaan ulang tahun ini pada jaman rasullah s.a.w sebenarnya belum ada, dan perayaan ulang tahun ini berasal atau dimulai dari bangsa eropa.
Namun jika dilihat dari kehidupan saat ini dan kebudayaan yang sekarang sepertinya perayaan ulang tahun ini sudah menjadi kebiasaan yang bukan hanya dilakukan dieropa saja, atau raja-raja tetapi hampir oleh setiap orang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas tentang seputar sejarah perayaan ulang tahun, hukum perayaan ulang tahun dalam islam bedasarkan dasar-dasar atau landasannya, manfaat dari ulang tahun, serta bagaimana peryaan ulang tahun yang baik, dan tanpa melanggar batas- batas yang telah ditentukan allah.
Selain itu, dalam makala ini juga dibahas tentang maulid nabi muhamad s.a.w . lengkap dengan sejarah& tujuannya
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui sejarah yang terdapat pada perayaan ulang tahun & maulid nabi muhamad s.a.w
b) Mengetahui secara jelas hukum dalam islam tentang perayaan ulang tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH ULANG TAHUN
A. Asal mula perayaan ulang tahun.
Ulang tahun atau Milad (dalam bahasa arab) pertama kali dimulai di Eropa. Dimulai dengan ketakutan akan adanya roh jahat yang akan datang pada saat seseorang berulang tahun, untuk menjaganya dari hal-hal yang jahat, teman-teman dan keluarga diundang datang saat sesorang berulang tahun untuk memberikan do’a serta pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut.
Merayakan ulang tahun merupakan sejarah lama. Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya.
Pada pesta ulang tahun pertama kalinya, pesta diadakan karena orang menduga akan adanya roh jahat yang mengganggu mereka. Jadi mereka mengundang teman dan kerabat untuk menghadiri pesta ulang tahun mereka sehingga roh-roh jahat tidak jadi mengganggu yang berulang tahun. Dalam pesta-pesta selanjutnya banyak dari keluarga dan teman yang membawa kado atau bunga untuk yang berulang tahun.
Saat ini kebanyakan pesta ulang tahun diadakan untuk bersenang-senang. Jika orang yang di undang tidak bisa menghadiri pesta ulang tahun, biasanya mereka akan mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun. Tradisi mengirimkan kartu ucapan dimulai di Inggris sekitar 100 tahun yang lalu (Motomora, 1989). Pada awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan ulang tahunnya (mungkin disinilah awal mulanya tradisi topi ulang tahun bermula). Seiring waktu berlalu, anak-anak juga di ikutsertakan dalam pesta ulang tahun. Pesta ulang tahun untuk anak-anak pertama kali terjadi di Jerman dan dinamakan “kinderfeste”. Tetapi saat ini, pesta ulang tahun bisa diadakan oleh siapa saja, terutama yang punya uang.
B.Simbol-simbol yang terdapat pada perayaan ulang tahun
Kue tart
Salah satu cerita mengatakan, karena waktu dulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Cerita lainnya tentang kue ulang tahun yang bermula di Jerman yang disebut sebagai “Geburtstagorten” adalah salah satu tipe kue ulang tahun yang biasa digunakan saat ulang tahun. Kue ini adalah kue dengan beberapa layer yang rasanya lebih manis dari kue berbahan roti.
Lilin
Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan (gibbons, 1986). Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga.
C.Mitos
Saat ini banyak orang hanya mengucapkan pengharapan di dalam hati sambil meniup lilin. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik. Pesta ulang tahun biasanya diadakan supaya orang yang berulang tahun dapat meniup lilinnya.
Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan.
2.2 HUKUM PERAYAAN ULANG TAHUN DALAM ISLAM
Ada dua pendapat mengenai hukum perayaan ulang tahun :
Memperbolehkan
Menurut Habib Munzir Al muswwa
merayakan kelahiran dengan maksud tasyakuran atas nikmat Allah swt merupakan hal yg diperintahkan Allah
“KATAKANLAH DENGAN (datangnya) ANUGERAH ALLAH DAN RAHMAT NYA, MAKA DENGAN ITU HENDAKNYA MEREKA BERGEMBIRA”,
lalu mereka mengadakan pesta tasyakuran kelahiran dengan mengundang sanak saudara dan handai taulan untuk menjamu mereka makan dan menyambut para tamu, ini semua merupakan hal yg Yutsaab alaih (berpahala bila dilakukan) wa huwa sunnah (sunnah Rasul saw).
Pesta ini berarti merayakan dan mensyukuri, maka hal ini tak ada larangannya (maa jawwazahussyar?) terkecuali melanggar batas yg dibolehkan oleh syari’at. Apalagi dengan mabuk mabukan dan lain sebagainya, maka yg dilarang bukan pestanya, namun pelaku dosanya.
Hukum merayakan ulang tahun memang tidak didapat nash yang secara langsung melarangnya dan juga menganjurkannya. Hal itu dikembalikan kepada tradisi masyarakat setempat. Dengan catatan, tidak ada mata acara dan perilaku yang bertentangan dengan aturan Islam
Dr. KH. Sahal Mahfudz :
Merayakan ulang tahun dengan acara pesta (tiup lilin, potong tumpeng, dll) itu tradisi yang belum pernah ada dalam sejarah peradaban Islam. Maka acara seperti itu dihukumi boleh-boleh saja karena Islam tidak mengatur hal-hal duniawi demi kemaslahatan kita sendiri. Kita dibebaskan mengurusi persoalan duniawi kita, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Demikian pula pesta-pesta lainnya.nAdapun jika di situ ada unsur maksiat, seperti dansa antara laki-laki dan perempuan, minum minuman keras dan semacamnya, maka acara tersebut menjadi haram, meski tidak dibarengkan acara ulang tahun. Jadi, pesta ulang tahunnya tidak dilarang.
Bahwa perayaan hari ulang tahun tidak ada dalam Islam, akan tetapi masih ada pertimbangan bahwa beliau tidak menyarankan dan bahkan menolak tentang perayaan Ulang Tahun seperti misalnya Pesta kue atau mungkin traktir mentraktir. Ulang Tahun harusnya menjadi instrospeksi diri tentang amalan-amalan kita dalam rentang waktu yang telah kita lewati, dan supaya ke depan lebih baik lagi. Beliau tidak memberikan hukum haram atau mubah, akan tetapi menitikberatkan pada pola pemanfaatannya dalam memaknai Ulang Tahun.
Syeikh Tajuddin Hamid Al-Hilali, Mufti Australia dan Selandia Baru:
Islam mengajarkan Muslim untuk memiliki karakter yang unik dan harus dibedakan. Seorang muslim adalah disapih pada moralitas dan menghindari imitasi buta. Islam mendukung perayaan ulang tahun jika itu adalah suatu ungkapan rasa syukur kepada Allah untuk karunia-Nya, rezeki dan berkat dalam kehidupan manusia, selama perayaan yang tidak termasuk apa-apa yang mungkin mengecewakan Allah, Yang Mahakuasa.
Berfokus pada masalah merayakan ulang tahun, kami ingin memulai dengan mengutip berikut:
"Dalam Islam, ulang tahun tidak dianggap` Idul Fitri (festival) seperti `Idul Fitri atau` Idul-Adha, karena `eids memiliki kondisi dan pedoman seperti tidak diizinkan untuk berpuasa selama hari Idul Fitri. Oleh karena itu, ulang tahun hanya kesempatan tanggal seseorang lahir dan merupakan masalah budaya. Jika seseorang ingin memperingati / nya tanggal kelahirannya, maka dia bisa melakukannya, terutama jika dia mengambil kesempatan untuk bercermin pada masa lalu dan janji untuk menjadi lebih baik selama tahun berikutnya. Namun, untuk membuat ulang peristiwa penting tidak dianjurkan atau didorong. " (Disarikan, dengan sedikit modifikasi, dari: www.islamicity.com)
"Seorang muslim memiliki kepribadian yang berbeda Dia tidak harus meniru orang lain dalam hal-hal jahat dan meninggalkan yang baik.. Berbicara dengan anak-anak kita tentang ulang tahun mereka, kita harus mengingatkan mereka bahwa pada hari-hari seperti mereka harus mengingat berkat-berkat Allah dan memuji Dia untuk memberikan mereka hidup dan bimbingan. Akan lebih baik jika kita meminta mereka untuk menawarkan sesuatu dalam amal sebagai bentuk menunjukkan rasa terima kasih.
Masih tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk membuat mereka merasa senang pada hari itu selama kita menggunakan hal-hal yang halal. Adalah lebih baik jika kita membuat hari depan atau sehari setelah. Anda mengatakan bahwa anak-anak Anda berusaha keras untuk memiliki perayaan tersebut, dan ini benar-benar berbahaya. Jika anak bersikeras memiliki keinginannya terpenuhi di usia dini, apa yang akan terjadi saat ia tumbuh dewasa? Kita perlu waspada dan tidak pernah membiarkan tradisi-tradisi Barat yang berdasarkan individualisme, merusak keluarga kita. Jadi, ulang tahun menelepon `eids tidak diterima, karena ini tidak memiliki dasar dalam Islam. Pada saat yang sama, tidak ada salahnya jika kita menggunakan kesempatan ini untuk menanamkan prinsip-prinsip Islam di anak-anak kita, seperti menunjukkan rasa syukur kepada Allah, memuji-Nya dan merebut kesempatan hidup ini dalam melakukan perbuatan baik karena tua kita tumbuh semakin dekat kepada kuburan kami datang. "
Syeikh Faysal Mawlawi, Wakil Ketua Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian,:
Kebolehan hukumnya asli dalam kasus ini, karena tidak ada bukti larangan. Prinsip tidak mengikuti orang-orang Yahudi dan orang Kristen adalah benar-benar diperlukan dalam hal klaim palsu dan keyakinan mereka dalam kaitannya dengan agama. keyakinan tersebut tidak lebih dari percaya dari perspektif Islam.
Islam mendukung perayaan ulang tahun jika merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah untuk karunia-Nya, rezeki dan berkat dalam kehidupan manusia, selama perayaan yang tidak termasuk apa-apa yang mungkin mengecewakan Allah, Yang Mahakuasa .
MELARANG
Berdasarkan firman allah SWT.:
"Kemudian Kami jadikan kamu di atas syariat dari urusan itu maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka tidak akan dapat menolak dari kamu dari siksa Allah sedikitpun. Dan sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Dan Allah adalah Pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa." (Q.S Al Jatsiyah : 18).
Dan Allah berfirman:
"Ikutilah olehmu apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan janganlah kamu mengikuti penolong lain selain-Nya. Sedikit sekali di antaramu yang mengambil pelajaran."
Ada hadits yang shahih dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa sesungguhnya beliau bersabda:
"Barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka dia tertolak."
Dalam hadits lain beliau bersabda:
"Sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam . Dan sejelek-jelek urusan adalah hal yang diada-adakan dan setiap kebid'ahan adalah sesat."
Hadits-hadits yang semakna dengan ini sangat banyak.
Kemudian perayaan ini selain bid'ah munkaroh yang tidak ada asalnya dari syariat juga di dalamnya terkandung tasyabbuh (menyerupai) dengan Yahudi dan Nashara tentang peringatan hari lahir. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam telah bersabda mewanti-wanti dari sunnah dan jalan hidup mereka:
"Kalian pasti akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal sehingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak pun pasti kalian akan memasukinya." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nashara ?" Beliau menjawab: "Siapa lagi ?"
Dikeluarkan oleh Bukhari Muslim daalam Shahihain.
Dan makna " Siapa lagi ?" artinya merekalah orang-orang yang dimaksud dengan perkataan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam ini. Beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam pun bersabda:
من تشبه بقوم فهو منهم
Artinya:
Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka termasuk mereka.(HR Ahmad dan Abu Dawud)
Selain itu yang penting juga untuk diketahui bahwa dalam hukum Islam dikenal istilah “Sadd Az-Zariah”. Artinya mencegah sesuatu yang dikhawatirkan nantinya akan berakibat buruk. Karena itu ketika muncul trend qiyamullail, dikeluarkan fatwa yang meminta agar aktifitas itu tidak perlu dihidup-hidupkan.
Memang acara itu dalam rangka mencounter hura-hura malam tahun baru sekian tahun yang lalu, lalu kemudian aktifitas qiyamullail di malam tahun baru semakin menggejala di kalangan aktifis dakwah, namun ditakutkan suatu hari nanti orang akan beranggapan bahwa aktifitas seperti harus rutin dilaksanakan.
Meski awal pemikirannya cukup baik yaitu mengalihkan gairah para pemuda dari hura-hura malam tahun baru dengan terompet, campur baur muda mudi, atau pesta pora dan lainnya, dialihkan menjadi shalat malam berjamaah, tafakkur dan merenung tentang arti Islam bahkan ada doa bersama dan menangis menyesali dosa-dosa.
Tapi trend ini semakin tahun semakin luas dan para ulama mengkhawatirkan akan menimbulkan salah persepsi bagi orang awam, bahwa aktifitas ini harus rutin dikerjakan dan seolah menjadi bagian dari syariat agama ini.
Karena itu selama masih bisa ditangkal, sebelum membesar dan sulit dihilangkan, dikeluarkanlah fatwa untuk menghimbau para aktifis dakwah agar tidak perlu menyelenggarakan qiyamullail tiap malam tahun baru. Kalau mau tahajjud dan qiyamullail, silahkan dikerjakan masing-masing di rumah.
Syaikh Muhammad As-Saalih Al-’Utsaimin :
Tidak pernah ada (dalam syar’iat tentang) perayaan dalam Islam kecuali hari Jum’at yang merupakan Ied (hari Raya) setiap pekan, dan hari pertama bulan Syawaal yang disebut hari Ied al-Fitr dan hari kesepuluh Dzulhijjah atau disebut Ied Al-Adhaa – atau sering disebut hari ‘ Ied Arafah – untuk orang yang berhaji di ‘Arafah dan hari Tasyriq (tanggal ke 11, 12, 13 bulan Dzul-Hijjah) yang merupakan hari ‘Ied yang menyertai hari Iedhul ‘Adhaa.
Perihal hari lahir orang-orang atau anak-anak atau hari ultah perkawinan dan semacamnya, semua ini tidak disyariatkan dalam (Islam) dan merupakan bid’ah yang sesat. (Syaikh Muhammad Salih Al ‘ Utsaimin)
hukumnya mubah, bukan bid’ah bahkan menurut ibnu hajar memberi ucapan selamat atas berbagai nikmat (termasuk ulang tahun) adalah disyariatkan. Suatu ketika Tholhah bin Ubaidillah disisi Rasul mengucapkan “selamat” kepada ka’b bin malik atas diterimanya taubatnya karena tidak ikut perang tabuk.
Dasar Hukum :
قال القمولى لم أر لأحد من اصحابنا كلاما فى التهنئة بالعيد والأعوام والأشهر كما يفعله الناس لكن نقل الحافظ المنذرى أنه أجاب عن ذلك بأن الناس لم يزالوا مختلفين فيه والذى أراه أنه مباح لاسنة فيه ولابدعة وأجاب الشهاب ابن حجر بعد اطلاعه على ذلك بأنها مشروعة واحتجّ له بأن البيهقى عقد لذلك بابا ...اهـ (الإقناع ج 1 ص 162)
Ustadz Ahmad Sarwat :
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid''ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid''ah.
2. Ulang tahun adalah produk Barat/ non muslim
Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan.
Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara kita mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
2.3 APA MANFAAT ULANG TAHUN..?
Selain itu perlu juga kita renungkan sebagai muslim, apakah tujuan dan manfaat sebenarnya bisa kitadapat dari perayaan ini? Adakah nilai-nilai positif di dalamnya? Ataukah sekedar meneruskan sebuah tradisi yang tidak ada landasannya? Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang?
Pertanyaan berikutnya,adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu atau amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya? Pertanyaan berikutnya dan ini akan menjadi sangat penting, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?
Yang terkahir namun tetap penting, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjadi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini ‘harus’ dilakukan? Hal ini seperti yang terjadi pada upacara peringat hari besar Islam baik itu kelahiran, isra` mi`raj dan sebagainya.
Jangan sampai dikemudian hari, lahir generasi yang menganggap perayaan ulang tahun adalah ‘sesuatu’ yang harus terlaksana. Bila memang demikian, bukankah kita telah kehilangan makna?
Kalau menimbang-nimbang pernyataan di atas, ada baiknya kita yang sudah terlanjur merayakan ulang tahun buat anak atau bahkan untuk diri kita sendiri melakukan evaluasi besar.
2.4 BAGAIMANA MEMPERINGATI ULANG TAHUN DENGAN BAIK..?
Dr. Yusuf Al-Qradawi
Menurut beliau tentang ulang tahun untuk anak. Misalnya, pada saat anak itu berusia 7 tahun, tidak ada salahnya kita ajak dia untuk menyampaikan pesan-pesan dalam acara khusus tentang keadaannya yang kini menginjak usia 7 tahun. Di mana Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para orang tua untuk menyuruh anaknya shalat di usia itu.
Bolehlah dibuat acara khusus untuk penyampaian pesan ini, agar terasa ada kesan tertentu di dalam diri si anak. Bahwa sejak hari itu, dirinya telah mendapatkan sebuah tugas resmi, yaitu diperintahkan untuk shalat.
Nanti di usia 10 tahun, hal yang sama boleh dilakukan lagi, yaitu sebagaimana perintah Rasulullah SAW untuk menambah atau menguatkan lagi perintah shalat. Kali ini dengan ancaman pukulan bila masih saja malas melakukan shalat. Bolehlah diadakan suatu acara khusus di mana inti acaranya menetapkan bahwa si anak hari ini sudah berusia 10 tahun, di mana Rasulullah SAW membolehkan orang tua memukul anaknya bila tidak mau shalat.
Kira-kira usia 15 tahun lebih kurangnya, ketika anak pertama kali baligh, boleh juga diadakan acara lagi. Kali ini orang tua menegaskan bahwa anak sudah termasuk mukallaf, sehingga semua hitungan amalnya baik dan buruk sejak hari itu akan mulai dicatat. Bolehlah pada hari itu orang tua membuat acara khusus yang intinya menyampaikan pesan-pesan ini.
Jadi, bukan tiap tahun bikin pesta undang teman-teman, lalu tiup lilin, potong kue, bernyanyi-nyanyi, memberi kado. Pola seperti ini sama sekali tidak diajarkan di dalam agama kita dan cenderung tidak ada manfaatnya, bahkan kalau mau jujur, justru merupakan cerminan dari sebuah mentalitas bangsa terjajah yang rela mengekor pada tradisi bangsa lain.
Bukankah Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya? Lalu mengapa kita bangsa Islam ini harus mengekor pada tradisi bangsa lain yang jauh lebih rendah?
Mungkin jawabannya yang paling jujur adalah...istafti qalbak.... Mintalah fawa kepada hati nuranimu...
2.5 MAULID NABI
Sejarah maulid nabi
Menurut sejarawan, para Fatimides adalah yang pertama untuk merayakan ulang tahun Nabi. Qalqasyandi, dalam bukunya Al sha Subh-A `, mengatakan bahwa Fatimides digunakan untuk membuat perayaan besar di Mesir dan mendistribusikan permen dalam jumlah besar untuk acara ini. Sebenarnya, Fatimides digunakan untuk merayakan ulang tahun anggota lain dari keluarga Nabi dan mereka juga merayakan ulang tahun Kristus.
Orang-orang berhenti merayakan acara-acara seperti sampai Al-Ma'moon Al-Bataa'ihi berkuasa dan mengeluarkan dekrit resmi di 517 memerintahkan distribusi sedekah di 12 Rabi `Al-Awwal. Sanaa 'Al-Malik bertugas mendistribusikannya.
Ketika Ayoubides berkuasa, mereka berhenti semua praktik Fatimide, tapi keluarga digunakan untuk merayakan ulang tahun Nabi di rumah mereka. Kemudian kembali secara resmi dirayakan pada awal abad ketujuh di kota Irbil atas keputusan dari pangeran nya, Muzafar Al-Deen Abi Sa `d Ibn Zein Kawakbri Ed-Deen` Ali-Ibn Tabakatikin, yang adalah seorang Sunni .
Muzafar memberikan perhatian besar dan perhatian terhadap perayaan tersebut dan memerintahkan Marquis akan didirikan mulai dari awal Safar. tenda tersebut, yang sangat dihiasi dan diperluas dari Al-qal `pintu gerbang sampai pintu gerbang Khandaq. Muzafar digunakan untuk pergi setiap hari setelah shalat Ashar `untuk menonton pesta di tenda ini.
perayaan ini kadang-kadang diadakan pada tanggal 8 Rabi `Al-Awwal (dan kadang-kadang pada tanggal 12) yang digunakan untuk menjadi hari libur resmi agar orang bisa menikmati festival. Dua hari sebelum perayaan yang sebenarnya, Muzafar digunakan untuk memesan domba, sapi dan unta untuk dibantai di tengah jalan utama pesta ceria, maka daging akan dimasak dan didistribusikan di antara rakyat.
Banyak buku ditulis pada hari ulang tahun Nabi di abad ketujuh seperti cerita Ibn Karena penyebaran inovasi selama perayaan tersebut, para ahli telah mengecam mereka dan menyatakan bahwa mereka tidak berdasar. Di antara mereka ulama adalah ahli hukum Maliki Taaj Ad-Deen `Umar Ibn Al-Lakhmi Al-Sakandari dikenal sebagai Al-Fakahaani, yang meninggal pada 731 H., menulis tesis Al-Mawrid Kalaam` fil Maulid Ala-isu ini dan As- Syooti mengutip dalam bukunya Husn Al-Maqsid.
Sheikh Muhammad `Ashoor Fadl mengatakan bahwa pada abad kesembilan, para sarjana dibagi atas isu ini. Ada yang mengatakan itu boleh, yang lain mengatakan tidak dan direkomendasikan oleh As-Siyooti, Ibnu Hajar Al-`Asqalaani dan Ibnu Hajar Al-Haythmi, namun mereka mengutuk inovasi yang terjadi selama perayaan tersebut. pendapat mereka adalah berasal dari ayat:
"Dan mengingatkan mereka tentang hari-hari Allah" (Ibrahim: 5).
Muslim laporan otoritas Qatadah Al-Ansaari bahwa Nabi, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin dan ia menjawab:
"Ini adalah hari di mana saya lahir dan di mana saya menerima Wahyu Ilahi" .
Hal ini juga dilaporkan pada otoritas Ibnu Abbas dan Ibnu Jabir bahwa Nabi, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, lahir pada tahun "gajah" pada tanggal 12 Rabi `Al-Awwal. Dia juga menerima Wahyu Ilahi, naik ke langit, bermigrasi ke Madinah dan meninggal pada tanggal 12 Rabi `Al-Awwal.
Nabi, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, mengatakan bahwa hari ia dilahirkan adalah hari istimewa. Karena terkenal dari Shari `ah bahwa umat Islam harus merebut kesempatan di hari diberkati dan melakukan perbuatan baik, umat Islam harus merayakan ulang tahun Nabi sehingga bersyukur kepada Allah untuk membimbing mereka untuk Islam melalui Nabi Muhammad, kedamaian dan berkat-berkat akan dia.
Oleh karena itu, merayakan ulang tahun Nabi boleh asalkan tidak termasuk melakukan salah satu hal yang dilarang. Seperti untuk membuang perjamuan, ini datang dengan ayat berkata:
"hai orang-orang beriman,makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepada mu dan bersyukurlah kepada allah,jika benar-benar hanya kepadanya kamu menyembah"(Al-Baqarah: 172)
Pendapat saya adalah bahwa merayakan acara keagamaan seperti dianjurkan terutama saat ini untuk pemuda telah menjadi pelupa kesempatan ini dan signifikansi agama mereka karena mereka telah larut dalam perayaan lainnya.
Oleh karena itu, diizinkan untuk merayakan ulang tahun Nabi sebagai ekspresi cinta kita kepada-Nya dan perjuangan kita untuk mengikuti dia sebagai contoh diberikan bahwa perayaan ini tidak melibatkan salah satu dari hal-hal yang dilarang. Beberapa hal yang tidak semestinya dilarang pembauran antara laki-laki dan perempuan, berperilaku tidak benar di masjid-masjid dan mengambil bagian dalam inovasi seperti beribadah di makam dan hal-hal lain yang bertentangan dengan ajaran Islam. Jika pelanggaran seperti yang telah disebutkan sebelumnya melampaui agama menyadari manfaat dari perayaan ini, maka mereka harus dihentikan untuk mencegah kerusakan dan kesalahan seperti yang ditunjukkan dalam Shari `ah.
Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi:
Kita semua tahu bahwa para sahabat Nabi, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, tidak merayakan ulang tahun Nabi, Hijrah atau Pertempuran Badar, karena mereka menyaksikan acara-acara seperti selama masa Nabi yang selalu tetap di dalam hati mereka dan pikiran .
Sa `d Ibn Abi Waqqaas mengatakan bahwa mereka tertarik pada anak-anak mereka menceritakan kisah pertempuran Nabi sama seperti mereka tertarik untuk mengajari mereka Alquran. Oleh karena itu, mereka digunakan untuk mengingatkan anak-anak mereka tentang apa yang terjadi selama hidup Nabi, sehingga mereka tidak perlu diadakan perayaan tersebut. Namun, generasi berikutnya mulai melupakan seperti sejarah yang mulia dan maknanya. Jadi perayaan seperti itu diadakan sebagai sarana untuk menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa besar dan nilai-nilai yang kita dapat belajar dari mereka.
Sayangnya, perayaan tersebut mencakup beberapa inovasi ketika mereka benar-benar harus dilakukan untuk mengingatkan orang-orang dari kehidupan Nabi dan teleponnya. Sebenarnya, merayakan ulang tahun Nabi berarti merayakan kelahiran Islam. Kesempatan tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan orang tentang bagaimana hidup Nabi.
Allah SWT mengatakan:
"sesuhguhnya telah ada pada diri rasullah itu suri tauladan yang baik bagi mu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari kiamatdan dia banyak menyebut nama allah" (Al-Ahzab: 21) .
Dengan merayakan Hijrah Nabi, kita harus mengajari mereka nilai-nilai seperti pengorbanan, pengorbanan para sahabat, pengorbanan `Ali yang tidur di tempat Nabi pada malam hijrah, pengorbanan Asmaa 'saat dia naik gunung Abu Tsaur. Kita harus mengajari mereka untuk merencanakan cara Nabi direncanakan untuk nya Hijrah, dan bagaimana untuk mempercayai Allah sebagai Nabi lakukan ketika Abu Bakar berkata: "Kita bisa melihat begitu mudah, jawab Nabi berkata:" Wahai Abu Bakar! Apa pendapat Anda tentang dua ketika Allah adalah ketiga mereka?"
" Jangan takut, karena sesungguhnya Allah beserta kita. "(At-Tawbah: 40)
Adapun bagian kedua pertanyaan itu, tanggal yang tepat untuk kelahiran Nabi dipertentangkan, tetapi paling mungkin pada hari Senin, 9 Rabi `Al-Awwal (20 atau 22 April, 571 AC), pada tahun yang sama di yang invasi dari Gajah terjadi terhadap Ka `bah. Dan dia, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, meninggal dunia pada hari Senin 12 Rabi `Al-Awwal pada tahun kesebelas Hijrah
Jadi diperbolehkan untuk kita memperingati maulid Nabi Muhamad S.A.W
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini mengenai perayaan ulang tahun terdapat dua pendapat, Dimana kedua pendapat tersebut masing-masing mempunyai dasar dan landasan.
Pendapat pertama sebagian ulama mereka cenderung membolehkan ulang tahun. Dengan landasan dasar bahwa ulang tahun bukanlah ibadah ritual. Sehingga selama tidak ada larangannya yang secara langsung disebutkan di dalam nash Quran atau sunnah, hukum asalnya adalah boleh. Sesuai dengan kaidah “al-ashlu fil asy-yaa’i al-ibahah.” Bahwa kaidah dasar dari masalah muamalahadalah kebolehan, selama tidak ada nash yang secara tegas melarangnya. Adapun alasan peniruan orang kafir, dijawab dengan argumen bahwa tidak semua yang dilakukan oleh orang kafir haram dikerjakan. Hanya yang terkait dengan peribadatan saja yang haram, adapun yang terkait dengan muamalah, selama tidak ada nash yang langsung melarangnya, hukumnya tidak apa-apa bila kebetulan terjadi kesamaan.Para ulama dari kelompok ini cenderung menetapkan ‘illat haramnya peniruan pada orang kafir berdasarkan titik keharamannya. Bukan semata-mata dilakukan oleh mereka. Misalnya, kebiasaan orang kafir memberikan sesaji kepada gunung yang mau meletus, maka hukumnya haram bagi muslimin untuk melakukannya.
Sebagian ulama yang berfatwa mengharamkan perayaan ulang tahun, berijtihad dari dalil-dalil yang bersifat umum. Misalnya, dalil-dalil yang melarang umat Islam meniru-niru perbuatan orang-orang kafir. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
من تشبه بقوم فهو منهم
Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka termasuk mereka (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Kiranya para ulama itu memandang bahwa perayaan ulang tahun itu identik dengan perilaku orang-orang kafir. Sehingga mereka mengharamkan umat Islam untuk merayakannya secara ikut-ikutan. Selain itu, oleh sebagian ulama, seringkali acara ulang tahun disertai dengan banyak kemaksiatan. Seperti minuman keras, pesta musik, joget, dansa, campur baur laki-laki dan wanita. Bahkan banyak yang sampai meninggalkan shalat dan kewajiban lainnya. Seringkali juga pesta-pesta itu sampai melupakan niat utama, tergantikan dengan semangat ingin pamer dan menonjolkan kekayaan. Sehingga menimbulkan sifat riya’ dan sum’ah pada penyelenggaranya.
3.2 Saran
Pembahasan boleh tidaknya masalah ulang tahun seseorang atau organisasi memang tidak disinggung secara langsung dalam dalil-dalil syar‘i. Tidak ada ayat Al-Quran atau hadits Nabawi yang memerintahkan kita untuk merayakan ulang tahun, sebagaimana sebaliknya, juga tidak pernah ada larangan yang bersifat langsung untuk melarangnya.
Sehingga umumnya masalah ini merupakan hasil ijtihad yang sangat erat kaitannya dengan kondisi yang ada pada suatu tempat dan waktu.
Artinya, bisa saja para ulama untuk suatu masa dan wilayah tertentu memandang bahwa bentuk perayaan ini lebih banyak mudharat dari manfaatnya. Namun sebalik, bisa saja pendapat ulama lainnya tidak demkian, bahkan mungkin ada hal-hal positif yang bisa diambil dengan meminimalisir dapak negatifnya.
Mengapa demikian? Karena memang tidak didapat nash yang secara sharih melarang atau membolehkannya. Tidak terdapat dalam sunnah apalagi dalam Al-Quran. Sehingga dalam satu majelis yang di dalamnya duduk para ulama, perbedaan sudut pandang pun bisa saja terjadi, tergantung dari sudut pandang mana seorang melihatnya.
Selain lakukanlah beberapa pertimbanan-pertimbangan diantaranya adalah :
Pertama Bila kita ingin meletakkan hukum merayakan ulang tahun, kita harus membahas dari tujuan dan manfaat yang akan didapat. Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang? Atau sekedar ikut-ikutan tradisi?
Yang kedua, apa manfaat acara seperti itu? Adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu dan amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya?
Yang ketiga, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?
Yang keempat, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjdi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini harus dilakukan? Hal ini seperti yang terjadi pada upacara peringat hari besar Islam baik itu kelahiran, isra` mi`raj dan sebagainya.
Jangan sampai dikemudian hari, lahir generasi yang menganggap perayaan ulang tahun adalah sesuatu yang harus terlaksana. Bila memang demikian, bukankah kita telah kehilangan makna?
Wallahu a‘lam bis-shawab
DAFTAR PUSTAKA
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=442
http://www.fatwa-online.com/fataawa/innovations/celebrations/cel003/0010428_1.htm oleh tim Salafy.or.id
http://syariahonline.com/new_index.php/telusuri/view/find/ulang/ke/all/kategori/all/limit/100
http://syariahonline.com/new_index.php/id/11/cn/1323
http://syariahonline.com/new_index.php/id/11/cn/1305
Rabu, 10 Agustus 2011
makalah pengantar peserta didik
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak orang yang tidak memahami makna intelek dan inteleginsi. Khususnya pada perkembangan karakteristik intelek pada remaja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, perbedaan individu dalam bakat khusus, serta upaya pengembangannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk memahami makna dan karakteristik perkembangan remaja yang mempengaruhi terhadap tingkah laku, perkembangan bahasa, pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir, perbedaan individual terhadap perkambangan bahasa serta dalam hubungan social yang berupaya untuk mengembangan hubungan social remaja dan implikasinya dalam penyelanggaraan pendidikan.
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian intelek, social, bakat dan bahasa.
Mengetahui factor-faktor perkembangkan intelek, social, bakat dan bahasa.
Mengetahui tentang pengaruh masalah terhadap perkembangan fisik remaja.
Permasalahan
Yang dimaksud dengan intelek, sosial, bakat dan bahasa
Faktor perkembangan intelek, sosial , bakat dan bahasa
Bagaiman cara menangani perkembangan intelek, sosial, bakat dan bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Intelek
Pengertian Intelek dan Inteligensi
Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berpikir. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau inteligensi dapat diukur dengan tes inteligensi. Tes inteligensi yang dikenal adalah tes binet simon. Hasil tes inteligensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal ini bamyak gunanya karena tingkat inteligensi berpengaruh terhadap banyak aspek.
Rumus perhitungan :
MA/CA ×100=IQ
IQ adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kita-kira dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan factor-faktor individual dan situasional. Bahwa perubahan-perubahan intra individual dalam nilai IQ lebih merupakan hal yang umum.
peranan pengalaman dari sekolah terhadap inteligensi.
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan inteligensi
Penelitian ini menemukan tiga unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh,yaitu:
Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi akademik.
Harapan orang tua akan prestasi akademik anaknya.
Di samping itu, variasi dalam stumulus adalah bagian yang penting dari lingkungan dan belajar untuk perkembangan inteligensi anak. Bila pengalaman awal masa anak-anak banyak diisi dengan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba. Maka kapasitas ini menjadi kunci bagi perkembangan kognitif anak.
Secara nilai IQ menujukan adanya perbedaan individu tentang kemampuan berpikirnya, tiap-tiap orang tidak sama. Berdasarkan nolai IQ atau kecerdasannya manudia dapat dikatagorikan menjadi 6 kelompok:
di bawah 70, anak akan mengalami kelainan mental,
71-85, anak di bawa normal (bodoh),
86-115, anak normal,
116-130, anak di atas normal (pandai),
131-145, anak yang superior (cerdas),
145 ke atas anak jenius (istimewa)
Semua orang di dunia di ukur inteligensinya maka akan terdapat oarng-orang yang cerdas yang sama banyaknya dengan orang-orang yang sangat rendah tingkat berpikirnya (terbelakang), orang-orang yang superior sama banyaknya dengan orang-orang yang tergolong terbatas. Sedangkan yang terbanyak adalah orang-orang yang tergolong berinteligensi rata-rata atau normal.
Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
Inteligensi apa masa remaja tidak mudah di ukur, karena remaja tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan inteligensinya. Pada umumnya 3-4 tahun pertama menujukan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada masa remaja, kira-kira apda umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut “masa operasi formal” (berpikir abstrak). Pada usia remaja ini anak sudah dapat berpikir abstrak dan hipotek. Dalam berpikir operasional formal setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
Sifat deduktif hipotesis
Dalam menyelesaikan masalah, pada umumnya para remaja akan mengawali dengan pemikiran teoretik. Lalu menganalisis masalah dan penyelesaikan dengan cara hipotensis. Pada dasarnya pengajukan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di samping deduktif, oleh sebab itu dari sifat analis yang ia lakukan, ia dapat membuat suatu strategi penyelesaian.
Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Pada pandangan pertama yang mengakui bahwa inteligensi itu adalah factor bakat, yang dinamakan aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua yang menyatakan bahwa inteligensi itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dinamakan aliran Empirisme.
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek,yaitu, :
Bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
Banyaknya pengalaman-pengalaman dan latiham-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
Adanya kebebesan berpikir, meninbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotensis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menujang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
Perbedaan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Inteligensi
Dalam motivasi untuk belajar sering diusahakan melalui minat dengan berbagai alat audio visual pada siswa yang sudah biasa menonton saja secara pasif. Menimbulkan minat serupa itu di tengah-tengah masyarakat yang menyajikan rangsangan yang lebih menarik bagi siswa seperti menonton, permainan, dan betuk rekreasi lain, sungguh-sungguh merupakan tangtangan. Untuk itu, kita usahakan agar bahan pelajaran itu sendiri mempunyain intrinsic, yang mengandung nilai atau makna bagi remaja. Guru berusaha agar dalam proses belajar mengajar para siswa turut terlibat aktif. Untuk itu dikembangakan atau di gunakan pendekatan yang memberiakan kesempatan kepada mereka untuk rnenentukan sendiri. Pendekatan secara umum itu dikenal sebagai pendekatan keterampilan proses atau metoda penemuan dan inkuiri.
B. Bakat Khusus
Merupakan kenyataan yang berlaku di mana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam inteligensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku social. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingakan orang lain. Dalam bidang tertentu menunjukan keunggulannya dibandingkan dengan orang lain.
Pengertian Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan bawaan yanh merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.
Bakat mencakup 3 dimensi,yaitu:
Dimensi perseptual
Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan meliputi factor-faktor antara lain:
kepekatan indra,
perhatian,
orientasi waktu,
luasnya daerah persepsi,
kecepatan persepsi, dan sebagainya.
Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor ini mencakup enam faktor,yaitu:
Kekuatan,
Impuls,
Kecepatan gerak,
Ketelitian,
Koordinasi,
Keluwesan.
Dimensi intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karwena memang dimensi ini mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima factor,yaitu:
a). factor ingatan, yang mencakup ingatan yaitu mengenai:
Subtansi
Relasi, dan
System.
b). factor ingatan, mengenai pengenalan terhadap:
Keseluruhan informasi,
Golongan,
Hubungan-hubungan,
Bentuk atau struktur, dan
Kesimpulan.
c). faktor evaluasi, yang meliputi evaluasi mengenai:
Identitas,
Relasi-relasi,
System,
Penting tidaknya problem (kepekatan terhadap problem yang dihadapi)
d). faktor berpikir konvergen,yaitu:
Nama-nama,
Hubungan-hubungan,
Sisetm-sistem,
Transformasi, dan
Implikasi- implikasi yang unik.
e). faktor berpikir divergen,yaitu:
Untuk menghasilkan unit-unit,
Untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
Kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
Untuk menghasilkan system,
Untuk transformasi divergen,
Untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap orang mempunyai bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Usaha pengenalan bakat mulu-mula terjadi pada biang pekerjaan, tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan.
Pemberiaan nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasa kan atas bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, bakat seni, bakat krelikal, bakat guru, bakat dokter, dan sebagainya. Maka macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebuayaan dimana seseorang individu hidup dan dibesarkan. Mungkin penanaman itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Kaitan antara Bakat dan Prestasi
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuaan, pengalama, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya seseorang mempunyai bakat menggambar , jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, dan anak itu juga menunjukan minat yang besar untuk mengikuti pendidikan menggambar, maka ia akan dapat mencapi prestasi yang unggul bahkan dapat menjadi pelukis terkenal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bakat Khusus
Adapun sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi bakat khusus atau seseorang tidak dapat mewujud kkan bakat-baktnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya dibawah potensinya dapat terketak pada anak itu sendiri dan lingkungan.
Anak itu sendiri, sianak kurang beminak untuk mengembangkan bakatnya, atu kurang bermotvasi untuk berprestasi yang tinggi atau mungkin juga mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga mengalami hambatan dalam mengembangkan diri dan berprestasi sesuai bakatnya.
Lingkungan anak, orang tua yang kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonomi yang cukup tinggi tetapi kurang memberikan perhatiaan terhadap pendidikan anak.
Perbedan Individu dalam Bakat Khusus
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa setiap anak mempunyai bakat-bakat tertentu, hanya berbeda dalam jenis dan derajatnya. Yang dimaksud denagan anak berbakat ialah mereka yang mempunyai bakat-bakat dalam deraja tinggi dan bakat-bakat yang unggul . Ada anak yang bebakat intelelektual umum, biasanya mereka mempunyai tarap intelejensi yang tinggi dan menunjukan prestasi sekolah yang menonjol.
Ada pun yang mempunyai bakat akademis khusus, misalnya matematika atau dalam bahasa, sedangkan dalam mata pelajaran lain belum tentu menonjol. Anak yang yang intelengensinya mungkin tidak terlalu tinggi tetapi unggul dalam kemamapuan berpikir kreatif-froduktif. Ada pun anak yang bakatnya di bidang olahraga, atau dalam salah satu bidang seni seperti melukis atau music, ada anak di sekolah tidak termasuk siswa yang pandai, tetapi menonjol dalam keterampilan teknik anak-anak yang dipilih menjadi pemimpin, karena mereka dalam bidang psikososial.
Jelaslah, bahwa bakat dapat meliputi macam-macam bidang, termasuk misalnya bakat music atau melukis dan lain-lain yang sifatnya non-intelektual.
Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasi-Implikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Yang harus diukur oleh alat diidentifikasi adalah baik potensi (bakat prembawaan) maupun bakat yang tinggi. Alat ukur atau tes apa yang dipakai tentu sja tergantung pada macam bakat yang dicari.
Untuk orang tua yang tidak tahu untuk apa bakat anak,bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka dapat memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Denagan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orang tua dapat menyediakan lingkungan penduidikan yang sesuai dengan bakat anak.orang tua dapat membantu dan melihat bakat suatu beban tetapi suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaatnya orang tua untuk mengenali bakat anak ialah agar orang tua dapat membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak mereka.
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psilologis dan kebebasan psikologis.
Anak akan merasa aman secara psilkologis apabila :
Pendidikan dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta member kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia bak dan mampu.
Pendidikan mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa “dinilai”
oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.
C. perkembangan Sosial
1. Pengertiaan Perkembangan Hubungan Sosial
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembanganya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinterasksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini factor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi
Manusia tumbuh dan berkembang didalam lingkungan. Lingkungan itu dapat dibedakan atas lingklungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social memberikan pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosial-psikologis. Manusia sebagai makhluk social, senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuasai diri terhadap lingkungan kehidupan social. Interaksi seseorang dengan manusia lainnya diawali sejak bayi. Menginjak masa remaja, interaksi dan pengenalan atas pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semaklin penting. Pada akhirnya pergaulan sesama manusia di butuhkan.
Kebutuhan bergaulan dan berhubungan dengan orang lain ini dirasakan sejak anak berumur 6 tahun, disaat anak itu telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota lain. Anak mulai mengenal dan mampu membedakan arti senyum dan prilaku social lain seperti marah dan kasih sayang. Akhirnya setiap orang menyadari bahwa manusia itu saling membutuhkan.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa hubungan social merupakan hubungan antara manusia yang saling membutuhkan. Hubungan social dimulai dari tingkat sederhanaan terbatas.
2. Karakteristik Perkembangan Sosal Remaja
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi social dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri dari lingkungannya remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal sebagian norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelum didalam keluarga. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan kelompok umum. Dengan demikian remaja mulia memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan sesama remaja dengan lawan jenis dirasakan paling penting tapi cukup sulit, karena disamping harus memperrhatikan norma remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan memilih teman hidup.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti dan disasari oleh berbagai penimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemapuan. Baik didalam kelompok kecil maupun besar, masalah yang umum dihadapi oleh remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri. Didalam kelompok besar akan menjadi persaingan yang berat, masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol. Oleh karena itu sering terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Penyesuaian diri didalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remja berbeda jenis selakipun, tetap menjadi permasalahan yang cukup berat. Didalam proses penyesuaian diri, kemapuan intekektual dan emosianal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekurang masing-masing dan penahan sikap menonjolkan diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukanya tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan menyeimbangkan pengendalian emosional.).
3. factor-faktor mempengaruhi perkembangan social
Perkembangan social manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama yang memberkan pengaruh terhadap aspek perkembangan anak, termasuk perkembangn sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusip bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga terdapat norma-norma kehidupan keluarga. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditemukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menetapkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan arahkan oleh keluarga.
Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan prikis. Untuk mampu mempertibangkan dalam proses social, memberikan dan menerima pendapat orang lain, memerlukan intelektual dan emosional. Dengan demikian untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang telah mampu menjalakan fungsinya dengan baik.
Pendidikan
Pendidikan memerlukan proses sosialisasi anak yang terara hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna social anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma prilaku yang benar secara serngaja diberikan kepada peserta didik yang belajar dilembaga pendidikan (sekolah).
Kapasitas Mental: Emosi dan Intelejensi
Kemampuan berpikir dipengaruhi banyak hal seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah dan berbahasa. Perkembangan emosi berpengaruh sekali terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan bahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menemtukan keberhasilan dalam perkembangan social anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan social dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah laku
Dalam perkembangan social para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam repleksi diri yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulan dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk merasakannya. Dengan repleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima orang karena lingkungan tidak sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap pendapat orang lain dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis itu juga ditunjukkan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang berlaku dilingkungan keluarga sering terasa pertentangan dengan sikap kritis yang sama pada prilakunya.
Pencerminan sikap egois sering dapat menyebabkan” kekakuan “ para remaja dalam cara berpikir maupun bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak pertalian dengan perkembangan fisik yang dirasakan mengganggu dirinya dalam bergaul, karena disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai penampilan dirinya akibat dari ini akan terlihat pada tingkah laku yang tanggung. Proses penyesuaian diri yang dilandasi sifat ego dapat menimbulkan reaksi lain dimana remaja itu justru melebih-lebihkan diri dalam penilaian diri. Mereka merasa dirinya “hebat” sehingga berani menantang malapetaka dan menyeburkan diri dalam aktivitas yang acap kali dipikirkan atau direncanakan. Aktivitas yang dilakukan pada umumnya tergolong aktivitas yang membahayakan.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalm menghadapi pendapat orang lain maka sifat ego semakin berkurang. Pada akhirnya masa remaja pengaruh ego sudah sedemikian kecilnya, sehingga remaja sudah dapat berhubungan dengan orang lain tanpa meremehkan pendapat dan pandangan orang lain.
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Sosial
Bergaul dengan sesama manusia atau bersosialisasi dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya. Dalam teori Erickson dinyatakan bahwa manusia atau anak hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok social yang beranekaragam.
Remaja yang telah mulai mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola social yang sesuai dengan kepribadiannya.
6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya Dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Penciptaan kelompok social remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima halayak. Kelompok olah raga koperasi, kesenian dan semacamnya dibawah asuhan para pendidik disekolah atau para tokoh masyarakat didalam kehidupan masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus didalam sekolah perlu sering di adakan kegiatan bakti social, bakti karya dan kelompok-kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembang luaskan.
D. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perekembangan social, maka perkembangan bahasa seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi) dan diiktu satu bahasa suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku social.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti factor intelek atau komisi sangat berpengaruh terhadap kemampuan perkembangan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju kebahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengarahi oleh lingkungan karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6 sampai 7 tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tulisan maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat dipahami dan memahami orang lain.
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yng berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan member ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya didalam masyarakat luar, remaja mengikuti proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan kearah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas atau memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan system budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan didalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya.
Pengaruh lingkungan yang berbeda-beda antara keluarga, masyarakat dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemelihara dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat social keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan berpendidkan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status social lebih baik, akan menggunakan istilah-istilah lebih efektif dan umumnya anak-anak remaja berbahasa secara lebih baik.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Factor fisik akan dipengaruhi sehubungan semakin sempurnanya organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang perkembangan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan dengan dibarengi tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara atau berkomunikasi dengan baik.
Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok social yang lain.
Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan , dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampun motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual remaja. Ketepatan meniru, memproduksi membendaharaan kata-kata yang diingat, kemampun menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seorang anak.
Situasi sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang bestatus social ekonomi baik, akan mampu menyadiakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota lainnya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus social tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus social rendah. Hal ini akan lebih tampak berbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup didalam terdidik dan tidak tedidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh juga terhadap perkembangan bahasa.
Kondisi fisik
Kondisi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan fisik dan tentu saja akan mengganggu perkembangan dalam berbahasa.
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Dibawah kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan kontes dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan bahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidak tepatan dan kekaburan yang diperolehnya akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat. Ketidak tepatan hasil proses berpikir di akibatkan kekurangmampuan dalam bahasa.
5. Perbedaan Individual Kemampuan dan Perkembangan
Menurut Chomsky anak dilahirkan kedunia telah memiliki kapasitas bahasa akan tetepi seperti dalam bidang yang lain, factor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak tesebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda. Bahasa berkembang dipengaruhi oleh factor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian, remaja berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda juga kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6. Upaya Pengembangan Bahasa Remaja dan Implikasinya Dalam Menyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari sisa-sisa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah diterima dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasiu tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan perkembangan bahasa murid dengan menambahkan pembendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita guru tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih kompleks tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berpikir. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau inteligensi dapat diukur dengan tes inteligensi. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Perkembangan social adalah berkembangan tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Hubungan sosial remaja terutama yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri berpengaruh terhadap tingkah laku, sehingga dikenal beberapa pola tingkah laku, seperti remaja keras, remaja yang mengisolasi diri, remaja yang bersifat egois. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh dalam factor, diantara lain adalah usia anak, kondisi keluarga, kecerdasan, status social keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari kesehatannya.
SARAN
Di dalam masyarakat masih ada anak-anak dan para remaja yang kurang berpikir, maka orang tua dan para guru harus membimbing anak-anak supaya berpikir intelek dan dapat di ukur dengan cara tes inteligensi. Supaya para remaja di Indonesia bisa berpikir lebih tinggi dan cepat dalam bertindak, terutama dakam menghadapi masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Dr. H dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, 1995. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta: Jakarta.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak orang yang tidak memahami makna intelek dan inteleginsi. Khususnya pada perkembangan karakteristik intelek pada remaja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, perbedaan individu dalam bakat khusus, serta upaya pengembangannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk memahami makna dan karakteristik perkembangan remaja yang mempengaruhi terhadap tingkah laku, perkembangan bahasa, pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir, perbedaan individual terhadap perkambangan bahasa serta dalam hubungan social yang berupaya untuk mengembangan hubungan social remaja dan implikasinya dalam penyelanggaraan pendidikan.
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian intelek, social, bakat dan bahasa.
Mengetahui factor-faktor perkembangkan intelek, social, bakat dan bahasa.
Mengetahui tentang pengaruh masalah terhadap perkembangan fisik remaja.
Permasalahan
Yang dimaksud dengan intelek, sosial, bakat dan bahasa
Faktor perkembangan intelek, sosial , bakat dan bahasa
Bagaiman cara menangani perkembangan intelek, sosial, bakat dan bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Intelek
Pengertian Intelek dan Inteligensi
Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berpikir. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau inteligensi dapat diukur dengan tes inteligensi. Tes inteligensi yang dikenal adalah tes binet simon. Hasil tes inteligensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal ini bamyak gunanya karena tingkat inteligensi berpengaruh terhadap banyak aspek.
Rumus perhitungan :
MA/CA ×100=IQ
IQ adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kita-kira dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan factor-faktor individual dan situasional. Bahwa perubahan-perubahan intra individual dalam nilai IQ lebih merupakan hal yang umum.
peranan pengalaman dari sekolah terhadap inteligensi.
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan inteligensi
Penelitian ini menemukan tiga unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh,yaitu:
Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi akademik.
Harapan orang tua akan prestasi akademik anaknya.
Di samping itu, variasi dalam stumulus adalah bagian yang penting dari lingkungan dan belajar untuk perkembangan inteligensi anak. Bila pengalaman awal masa anak-anak banyak diisi dengan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba. Maka kapasitas ini menjadi kunci bagi perkembangan kognitif anak.
Secara nilai IQ menujukan adanya perbedaan individu tentang kemampuan berpikirnya, tiap-tiap orang tidak sama. Berdasarkan nolai IQ atau kecerdasannya manudia dapat dikatagorikan menjadi 6 kelompok:
di bawah 70, anak akan mengalami kelainan mental,
71-85, anak di bawa normal (bodoh),
86-115, anak normal,
116-130, anak di atas normal (pandai),
131-145, anak yang superior (cerdas),
145 ke atas anak jenius (istimewa)
Semua orang di dunia di ukur inteligensinya maka akan terdapat oarng-orang yang cerdas yang sama banyaknya dengan orang-orang yang sangat rendah tingkat berpikirnya (terbelakang), orang-orang yang superior sama banyaknya dengan orang-orang yang tergolong terbatas. Sedangkan yang terbanyak adalah orang-orang yang tergolong berinteligensi rata-rata atau normal.
Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
Inteligensi apa masa remaja tidak mudah di ukur, karena remaja tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan inteligensinya. Pada umumnya 3-4 tahun pertama menujukan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada masa remaja, kira-kira apda umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut “masa operasi formal” (berpikir abstrak). Pada usia remaja ini anak sudah dapat berpikir abstrak dan hipotek. Dalam berpikir operasional formal setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
Sifat deduktif hipotesis
Dalam menyelesaikan masalah, pada umumnya para remaja akan mengawali dengan pemikiran teoretik. Lalu menganalisis masalah dan penyelesaikan dengan cara hipotensis. Pada dasarnya pengajukan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di samping deduktif, oleh sebab itu dari sifat analis yang ia lakukan, ia dapat membuat suatu strategi penyelesaian.
Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Pada pandangan pertama yang mengakui bahwa inteligensi itu adalah factor bakat, yang dinamakan aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua yang menyatakan bahwa inteligensi itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dinamakan aliran Empirisme.
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek,yaitu, :
Bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
Banyaknya pengalaman-pengalaman dan latiham-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
Adanya kebebesan berpikir, meninbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotensis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menujang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
Perbedaan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Inteligensi
Dalam motivasi untuk belajar sering diusahakan melalui minat dengan berbagai alat audio visual pada siswa yang sudah biasa menonton saja secara pasif. Menimbulkan minat serupa itu di tengah-tengah masyarakat yang menyajikan rangsangan yang lebih menarik bagi siswa seperti menonton, permainan, dan betuk rekreasi lain, sungguh-sungguh merupakan tangtangan. Untuk itu, kita usahakan agar bahan pelajaran itu sendiri mempunyain intrinsic, yang mengandung nilai atau makna bagi remaja. Guru berusaha agar dalam proses belajar mengajar para siswa turut terlibat aktif. Untuk itu dikembangakan atau di gunakan pendekatan yang memberiakan kesempatan kepada mereka untuk rnenentukan sendiri. Pendekatan secara umum itu dikenal sebagai pendekatan keterampilan proses atau metoda penemuan dan inkuiri.
B. Bakat Khusus
Merupakan kenyataan yang berlaku di mana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam inteligensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku social. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingakan orang lain. Dalam bidang tertentu menunjukan keunggulannya dibandingkan dengan orang lain.
Pengertian Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan bawaan yanh merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.
Bakat mencakup 3 dimensi,yaitu:
Dimensi perseptual
Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan meliputi factor-faktor antara lain:
kepekatan indra,
perhatian,
orientasi waktu,
luasnya daerah persepsi,
kecepatan persepsi, dan sebagainya.
Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor ini mencakup enam faktor,yaitu:
Kekuatan,
Impuls,
Kecepatan gerak,
Ketelitian,
Koordinasi,
Keluwesan.
Dimensi intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karwena memang dimensi ini mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima factor,yaitu:
a). factor ingatan, yang mencakup ingatan yaitu mengenai:
Subtansi
Relasi, dan
System.
b). factor ingatan, mengenai pengenalan terhadap:
Keseluruhan informasi,
Golongan,
Hubungan-hubungan,
Bentuk atau struktur, dan
Kesimpulan.
c). faktor evaluasi, yang meliputi evaluasi mengenai:
Identitas,
Relasi-relasi,
System,
Penting tidaknya problem (kepekatan terhadap problem yang dihadapi)
d). faktor berpikir konvergen,yaitu:
Nama-nama,
Hubungan-hubungan,
Sisetm-sistem,
Transformasi, dan
Implikasi- implikasi yang unik.
e). faktor berpikir divergen,yaitu:
Untuk menghasilkan unit-unit,
Untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
Kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
Untuk menghasilkan system,
Untuk transformasi divergen,
Untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap orang mempunyai bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Usaha pengenalan bakat mulu-mula terjadi pada biang pekerjaan, tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan.
Pemberiaan nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasa kan atas bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, bakat seni, bakat krelikal, bakat guru, bakat dokter, dan sebagainya. Maka macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebuayaan dimana seseorang individu hidup dan dibesarkan. Mungkin penanaman itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Kaitan antara Bakat dan Prestasi
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuaan, pengalama, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya seseorang mempunyai bakat menggambar , jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, dan anak itu juga menunjukan minat yang besar untuk mengikuti pendidikan menggambar, maka ia akan dapat mencapi prestasi yang unggul bahkan dapat menjadi pelukis terkenal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bakat Khusus
Adapun sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi bakat khusus atau seseorang tidak dapat mewujud kkan bakat-baktnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya dibawah potensinya dapat terketak pada anak itu sendiri dan lingkungan.
Anak itu sendiri, sianak kurang beminak untuk mengembangkan bakatnya, atu kurang bermotvasi untuk berprestasi yang tinggi atau mungkin juga mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga mengalami hambatan dalam mengembangkan diri dan berprestasi sesuai bakatnya.
Lingkungan anak, orang tua yang kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonomi yang cukup tinggi tetapi kurang memberikan perhatiaan terhadap pendidikan anak.
Perbedan Individu dalam Bakat Khusus
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa setiap anak mempunyai bakat-bakat tertentu, hanya berbeda dalam jenis dan derajatnya. Yang dimaksud denagan anak berbakat ialah mereka yang mempunyai bakat-bakat dalam deraja tinggi dan bakat-bakat yang unggul . Ada anak yang bebakat intelelektual umum, biasanya mereka mempunyai tarap intelejensi yang tinggi dan menunjukan prestasi sekolah yang menonjol.
Ada pun yang mempunyai bakat akademis khusus, misalnya matematika atau dalam bahasa, sedangkan dalam mata pelajaran lain belum tentu menonjol. Anak yang yang intelengensinya mungkin tidak terlalu tinggi tetapi unggul dalam kemamapuan berpikir kreatif-froduktif. Ada pun anak yang bakatnya di bidang olahraga, atau dalam salah satu bidang seni seperti melukis atau music, ada anak di sekolah tidak termasuk siswa yang pandai, tetapi menonjol dalam keterampilan teknik anak-anak yang dipilih menjadi pemimpin, karena mereka dalam bidang psikososial.
Jelaslah, bahwa bakat dapat meliputi macam-macam bidang, termasuk misalnya bakat music atau melukis dan lain-lain yang sifatnya non-intelektual.
Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasi-Implikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Yang harus diukur oleh alat diidentifikasi adalah baik potensi (bakat prembawaan) maupun bakat yang tinggi. Alat ukur atau tes apa yang dipakai tentu sja tergantung pada macam bakat yang dicari.
Untuk orang tua yang tidak tahu untuk apa bakat anak,bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka dapat memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Denagan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orang tua dapat menyediakan lingkungan penduidikan yang sesuai dengan bakat anak.orang tua dapat membantu dan melihat bakat suatu beban tetapi suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaatnya orang tua untuk mengenali bakat anak ialah agar orang tua dapat membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak mereka.
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psilologis dan kebebasan psikologis.
Anak akan merasa aman secara psilkologis apabila :
Pendidikan dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta member kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia bak dan mampu.
Pendidikan mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa “dinilai”
oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.
C. perkembangan Sosial
1. Pengertiaan Perkembangan Hubungan Sosial
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembanganya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinterasksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini factor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi
Manusia tumbuh dan berkembang didalam lingkungan. Lingkungan itu dapat dibedakan atas lingklungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social memberikan pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosial-psikologis. Manusia sebagai makhluk social, senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuasai diri terhadap lingkungan kehidupan social. Interaksi seseorang dengan manusia lainnya diawali sejak bayi. Menginjak masa remaja, interaksi dan pengenalan atas pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semaklin penting. Pada akhirnya pergaulan sesama manusia di butuhkan.
Kebutuhan bergaulan dan berhubungan dengan orang lain ini dirasakan sejak anak berumur 6 tahun, disaat anak itu telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota lain. Anak mulai mengenal dan mampu membedakan arti senyum dan prilaku social lain seperti marah dan kasih sayang. Akhirnya setiap orang menyadari bahwa manusia itu saling membutuhkan.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa hubungan social merupakan hubungan antara manusia yang saling membutuhkan. Hubungan social dimulai dari tingkat sederhanaan terbatas.
2. Karakteristik Perkembangan Sosal Remaja
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi social dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri dari lingkungannya remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal sebagian norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelum didalam keluarga. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan kelompok umum. Dengan demikian remaja mulia memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan sesama remaja dengan lawan jenis dirasakan paling penting tapi cukup sulit, karena disamping harus memperrhatikan norma remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan memilih teman hidup.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti dan disasari oleh berbagai penimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemapuan. Baik didalam kelompok kecil maupun besar, masalah yang umum dihadapi oleh remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri. Didalam kelompok besar akan menjadi persaingan yang berat, masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol. Oleh karena itu sering terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Penyesuaian diri didalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remja berbeda jenis selakipun, tetap menjadi permasalahan yang cukup berat. Didalam proses penyesuaian diri, kemapuan intekektual dan emosianal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekurang masing-masing dan penahan sikap menonjolkan diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukanya tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan menyeimbangkan pengendalian emosional.).
3. factor-faktor mempengaruhi perkembangan social
Perkembangan social manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama yang memberkan pengaruh terhadap aspek perkembangan anak, termasuk perkembangn sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusip bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga terdapat norma-norma kehidupan keluarga. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditemukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menetapkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan arahkan oleh keluarga.
Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan prikis. Untuk mampu mempertibangkan dalam proses social, memberikan dan menerima pendapat orang lain, memerlukan intelektual dan emosional. Dengan demikian untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang telah mampu menjalakan fungsinya dengan baik.
Pendidikan
Pendidikan memerlukan proses sosialisasi anak yang terara hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna social anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma prilaku yang benar secara serngaja diberikan kepada peserta didik yang belajar dilembaga pendidikan (sekolah).
Kapasitas Mental: Emosi dan Intelejensi
Kemampuan berpikir dipengaruhi banyak hal seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah dan berbahasa. Perkembangan emosi berpengaruh sekali terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan bahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menemtukan keberhasilan dalam perkembangan social anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan social dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah laku
Dalam perkembangan social para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam repleksi diri yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulan dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk merasakannya. Dengan repleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima orang karena lingkungan tidak sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap pendapat orang lain dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis itu juga ditunjukkan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang berlaku dilingkungan keluarga sering terasa pertentangan dengan sikap kritis yang sama pada prilakunya.
Pencerminan sikap egois sering dapat menyebabkan” kekakuan “ para remaja dalam cara berpikir maupun bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak pertalian dengan perkembangan fisik yang dirasakan mengganggu dirinya dalam bergaul, karena disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai penampilan dirinya akibat dari ini akan terlihat pada tingkah laku yang tanggung. Proses penyesuaian diri yang dilandasi sifat ego dapat menimbulkan reaksi lain dimana remaja itu justru melebih-lebihkan diri dalam penilaian diri. Mereka merasa dirinya “hebat” sehingga berani menantang malapetaka dan menyeburkan diri dalam aktivitas yang acap kali dipikirkan atau direncanakan. Aktivitas yang dilakukan pada umumnya tergolong aktivitas yang membahayakan.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalm menghadapi pendapat orang lain maka sifat ego semakin berkurang. Pada akhirnya masa remaja pengaruh ego sudah sedemikian kecilnya, sehingga remaja sudah dapat berhubungan dengan orang lain tanpa meremehkan pendapat dan pandangan orang lain.
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Sosial
Bergaul dengan sesama manusia atau bersosialisasi dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya. Dalam teori Erickson dinyatakan bahwa manusia atau anak hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok social yang beranekaragam.
Remaja yang telah mulai mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola social yang sesuai dengan kepribadiannya.
6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya Dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Penciptaan kelompok social remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima halayak. Kelompok olah raga koperasi, kesenian dan semacamnya dibawah asuhan para pendidik disekolah atau para tokoh masyarakat didalam kehidupan masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus didalam sekolah perlu sering di adakan kegiatan bakti social, bakti karya dan kelompok-kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembang luaskan.
D. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perekembangan social, maka perkembangan bahasa seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi) dan diiktu satu bahasa suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku social.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti factor intelek atau komisi sangat berpengaruh terhadap kemampuan perkembangan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju kebahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengarahi oleh lingkungan karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6 sampai 7 tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tulisan maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat dipahami dan memahami orang lain.
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yng berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan member ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya didalam masyarakat luar, remaja mengikuti proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan kearah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas atau memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan system budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan didalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya.
Pengaruh lingkungan yang berbeda-beda antara keluarga, masyarakat dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemelihara dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat social keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan berpendidkan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status social lebih baik, akan menggunakan istilah-istilah lebih efektif dan umumnya anak-anak remaja berbahasa secara lebih baik.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Factor fisik akan dipengaruhi sehubungan semakin sempurnanya organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang perkembangan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan dengan dibarengi tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara atau berkomunikasi dengan baik.
Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok social yang lain.
Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan , dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampun motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual remaja. Ketepatan meniru, memproduksi membendaharaan kata-kata yang diingat, kemampun menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seorang anak.
Situasi sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang bestatus social ekonomi baik, akan mampu menyadiakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota lainnya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus social tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus social rendah. Hal ini akan lebih tampak berbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup didalam terdidik dan tidak tedidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh juga terhadap perkembangan bahasa.
Kondisi fisik
Kondisi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan fisik dan tentu saja akan mengganggu perkembangan dalam berbahasa.
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Dibawah kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan kontes dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan bahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidak tepatan dan kekaburan yang diperolehnya akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat. Ketidak tepatan hasil proses berpikir di akibatkan kekurangmampuan dalam bahasa.
5. Perbedaan Individual Kemampuan dan Perkembangan
Menurut Chomsky anak dilahirkan kedunia telah memiliki kapasitas bahasa akan tetepi seperti dalam bidang yang lain, factor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak tesebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda. Bahasa berkembang dipengaruhi oleh factor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian, remaja berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda juga kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6. Upaya Pengembangan Bahasa Remaja dan Implikasinya Dalam Menyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari sisa-sisa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah diterima dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasiu tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan perkembangan bahasa murid dengan menambahkan pembendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita guru tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih kompleks tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berpikir. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau inteligensi dapat diukur dengan tes inteligensi. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Perkembangan social adalah berkembangan tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Hubungan sosial remaja terutama yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri berpengaruh terhadap tingkah laku, sehingga dikenal beberapa pola tingkah laku, seperti remaja keras, remaja yang mengisolasi diri, remaja yang bersifat egois. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh dalam factor, diantara lain adalah usia anak, kondisi keluarga, kecerdasan, status social keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari kesehatannya.
SARAN
Di dalam masyarakat masih ada anak-anak dan para remaja yang kurang berpikir, maka orang tua dan para guru harus membimbing anak-anak supaya berpikir intelek dan dapat di ukur dengan cara tes inteligensi. Supaya para remaja di Indonesia bisa berpikir lebih tinggi dan cepat dalam bertindak, terutama dakam menghadapi masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Dr. H dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, 1995. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta: Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)